Syarat Dalam Meminang dan Menerima Pinangan

Posted by Ra An Naja 16 Desember 2011 0 comments
Ketika pemuda dan pemudi menginjak remaja maka mulailah dalam pikirannya terbetik kriteria-kriteria dan sifat-sifat siapa calon pendampingnya untuk menjadi isterinya pada suatu hari nanti.

Dan pandangan orang terhadap sifat-sifat itu berbeda-beda, sesuai dengan taraf pendidikannya yang dia tumbuh padanya. Maka sebagian mereka ada yang membuat kriteria, yang meliputi beberapa syarat seperti bentuk badan tingginya, warna kulitnya, warna mata. Dan diantara mereka ada yan mensyaratkan dari sisi hartanya, kekayaannya, nasab dan lain-lain.

Dan semua syarat-syarat ini dalam kenyataannya dituntut dan disukai, juga tidak dilarang untuk mencari orang yang demikian itu. Akan yang lebih baik dari itu semuanya adalah agamanya. Dalilnya yang diriwayatkan imam Bukhori dan Muslim dari Abi Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam yang bersabda :

“Dinikahi wanita karena hartanya, keturunannya, kecantikannya dan karena agamanya, maka utamakanlah yang punya agama sehingga kamu akan beruntung.

Makna “yang memiliki agama” yaitu : wanita yang beragama, shalihah dan berakhlak baik. Maka hendaknya tujuan meminang adalah memilih wanita yang punya agama. Adapun bila terkumpul semua sifat-sifat yang lain dari harta, keturunan dan kecantikan disertai punya agama, maka itu adalah kebaikan di atas kebaikan. Akan tetapi tidak ada kebaikan pada seseorang yang memiliki harta atau keturunan, atau kecantikantanpa punya agama.

Wanita yang punya kecantikan tanpa agama adalah wanita yang menipu orang lain dan diri sendiri, dan wanita yang punya harta tanpa agama adalah wanita yang menindas, lacur atau rakus. Adapun wanita yang punya , keturunan, pangkat tanpa agama, dia wanita yang sombong.

Adapun wanita yang punya agama ialah wanita yang selalu taat, akhlaknya baik, tawadhu’ sekalipun dia punya kecantikan, kekayaan, pangkat yang tinggi atau keturunan mulia.

Keadaan serta sifat-sifat ini tidak hanya khusus pada wanita saja, bahkan juga untuk laki-laki. Maka bagi wanita yang dipinang, agar jangan tertipu dengan kekayaan, ketampanannya, keturunan atau pangkatnya. Bahkan wanita wajib untuk meneliti terlebih dahulu agamanya, jika lelaki itu termasuk beragama, shaleh, maka sungguh terkumpul padanya syarat-syarat terpenting, sehingga jadilah sifat-sifat menempati peringkat kedua.

Sesungguhnya seorang lelaki yang beragama akan menjaga wanita dan memeliharanya, dan akan mempergauli isterinya dengan cara yang baik, akan bersabar atas kekurangan-kekurangan isteri, dan ini yang terpenting. Maka bila Iaki-laki itu mencintainya, dia akan memuliakan isterinya, dan jika dia membencinya, dia tidak akan mendhaliminya meskipun si isteri suka hidup brrsamanya, dan bila lebih mengutamakan bercerai, maka dia tidak menahannya untuk menyakitinya, tetapi dia pisah dengan perpisahan yang sebaik-baiknya.

Sesungguhnya kehidupan ‘suami – isteri‘ penuh dengan kesulitan dan tanggung jawab yang berat serta berhadapan dengan keadaan yang selalu berubah. Jika rumah tangganya ditegakan karena harta, kemudian hilang hartanya, maka apa yang terjadi…. ?

dan  jika ditegakkan di atas kecantikan atau kedudukan, kemudian berubah, maka apa yang terjadi ?

Tidak diragukan lagi akan terjadi perpecahan dalam rumah tangga dan akan muncul perselisihan, karena pernikahannya tidak ditegakkan di atas dasar yang kokoh, tetapi atas syahwat Individu tanpa pangkal dan landasan yang kuat.

Adapun apabila pernikahan dibangun atas dasar menjaga agama, dimana agama itu merupakan aqidah yang tetap dan kokoh di hati muslim yang beragama, dia bangun diatasnya perbuatan dan perkataannya, dan dari dasar Itu dia bermuamalah dengan yang lainnya. Maka kita tahu, bahwa seorang muslim yang beragama, baik laki-laki maupun perempuan, dia akan bersyukur pada Allah Subhanahu wa taala dalam keadaan lapang, dan bersabar dalam keadaan sempit. Dia akan bergaul atau mensikapi kenyataan dengan iman dan sabar, dan dia akan saling tolong-menolong dengan isterinya ( teman hidupnya) dengan penuh amanah dan kegembiraan.



(Dikutip darikitab Ushulul Mu’asyarotil Zaujiyah, Penulis: Al-Qodhi Asy-Syaikh Muhammad Ahmad Kan’an, Edisi Indonesia “Tata Pergaulan Suami Istri Jilid I
. Penerbit Maktabah Al-Jihad, Jog)


Baca Selengkapnya ....

Poligami Why Not

Posted by Ra An Naja 15 Desember 2011 0 comments
Penanya:
Mengapa di dalam ISLAM, pria boleh berpoligami sedangkan wanita tidak?

jawab:
Orang sering salah menafsirkan poligami, sebagai pria yang memiliki istri lebih dari satu. Padahal arti sesungguhnya adalah pria atau wanita yang mempunyai lebih dari satu pasangan.

Selama ini penafsiran poligami sudah salah kaprah di dalam masyarakat kita (maksudnya India, red). Padahal poligami di bagi menjadi dua yaitu POLIGINI dan POLIANDRI.

Jika pria mempunyai lebih dari satu istri, maka itu disebut sebagai POLIGINI. Dan jika wanita memiliki lebih dari satu suami maka disebut POLIANDRI.

Al-Quran adalah satu-satunya yang menjelaskan masalah ini. Dari lima kitab Alloh yang diturunkan, hanya Al-Quran yang menyatakan bahwa lelaki menikahi satu wanita saja.

Dalam kitab YAHUDI juga disebutkan tentang pria yang menikahi banyak wanita. Coba perhatikan, baru beberapa abad terakhir hal ini dilarang oleh pemuka agama yahudi. Jadi, baru kemudian. Di kitab-kitab yang lain juga seperti itu, hanya Al-Quran yang menjelaskan bahwa pria hanya menikahi satu wanita saja.

Saya akan meluruskan beberah hal yang salah, yang teah tersebar luas. Perlu anda ketahui dalam hukum India disebutkan juga bahwa PRIA HINDU boleh menikahi lebih dari seorang wanita. Baru pada tahun 1942, hal itu dilarang. Jadi ISLAM telah jauh-jauh hari mengatur semua itu dan selangkah lebih maju dibandingkan dengan yang lainnya.

Dalam statistik yang melaporkan tentang status wanita dalam Islam (di India, red), yang diterbitkan pada tahun 1978 halaman 75-77, menyatakan bahwa persentase pria hindu yang berpoligini adalah 5,06% dan pria muslim hanya 4,31%.

Sekarang mengapa Islam memperbolehkan berpoligini?

Islam adalah agama yang dalam kitabnya menyatakan bahwa pria menikah dengan satu wanita saja. Dalam surat Annisa ayat 3 disebutkan, kau boleh menikah dengan dua wanita, tiga atau empat, tetapi jika tidak dapat berbuat adil maka menikahlah dengan satu wanita. Pernyataan menikah hanya dengan satu wanita hanya ada dalam Al-Quran, tidak ada di kitab agama yang lainnya.

Sebelum kedatangan Islam, orang arab menikahi banyak wanita, bahkan ada yang sampai ratusan. Islam datang dan memberi batasan, seorang pria hanya boleh menikahi maksimum empat wanita dengan syarat dia dapat berbuat adil terhadap keduanya atau ke-empat istrinya. Jika tidak, maka satu saja. Bahkan disebutkan dalam surat Annisa ayat 129, bahwa sangatlah sulit bagi pria untuk berbuat adil. Jadi sebenarnya poigini itu adalah pengecualian, bukan peraturan yang menganjurkan untuk pria menikahi wanita lebih dari satu.

Ada lima kategori peraturan di dalam Islam,
pertama wajib --harus dilakukan,
kedua sunnat --lebih baik dilakukan,
ketiga makruh --dianjurkan untuk tidak dilakukan,
keempat mubah --diperbolehkan, dan
kelima Haram --dilarang dilakukan.





Baca Selengkapnya ....

8 Hal yang Harus Ayah Ajarkan Pada Anak Perempuannya

Posted by Ra An Naja 4 Desember 2011 0 comments

Pengalaman sama penting untuk anak, bahwa seorang ayah memainkan peran unik dalam kehidupan putrinya. Tidak hanya memberinya rasa aman dan stabilitas, tapi ia juga dapat membimbing melalui tantangan kehidupan " Ayah mengajarkan begitu banyak kepada anak-anaknya tidak selalu dilakukan dengan duduk dan berbicara kepada mereka, tetapi juga dengan perilaku agar anak-anaknya mengikuti," kata Matthew Weinshenker, PhD, Asisten profesor sosiologi di Universitas Fordham. Baca terus untuk mengetahui prinsip-prinsip seorang pria harus mengajar anaknya untuk menunjukkan bahwa Ayah benar-benar tahu yang terbaik.

1.      Didik ia Menjadi Pribadi yang Terbuka, Tangguh, Jujur dan Dapat Dipercaya
Untuk menghilangkan stereotip bahwa perempuan adalah pribadi yang lemah dan tertutup, penting bagi gadis muda untuk mampu mengekspresikan diri dan menghadapi masalah dengan bijaksana, kata Linda Nielsen, Edd, psikolog pendidikan remaja di Wake Forest University di Winston-Salem, North Carolina, dan penulis Between Fathers and Daughters. Meskipun hal ini tidak berarti memanjakan, penting bahwa ketika ada konflik, ayah terlibat dengan putrinya, bukan ibu sebagai perantara. "[Seorang gadis] harus benar-benar bisa mengutarakan maksud dari sesuatu hal kepada ayahnya, tanpa bantuan ibu. Jika ia tidak dapat melakukan dengan ayahnya, dia [tidak akan mampu] melakukannya dengan atasan laki-laki, pacar, semua akan dipendam, "catatan Dr Nielsen. " Seorang ayah harus mau mendengarkan dan memaafkan kesalahan putrinya daripada menghukum berat dia untuk kesalahan itu. Ia juga dapat memujinya untuk mengekspresikan dirinya sendiri dengan jujur ​​dan tegas," tambah Dr Nielsen.

2.      Beri contoh hubungan yang sehat dan respek
"Pepatah lama mengatakan:" Salah satu hal terbaik yang bisa dilakukan untuk anak-anak anda adalah menyayangi ibu mereka, '"kata Dr Weinshenker. "Hubungan yang baik, hormat dan cinta kepada pasangan Anda memiliki efek yang penting pada anak-anak." Cara lain seorang ayah bisa membantu putrinya membangun hubungan yang kuat di masa depan adalah dengan mengajar dia untuk menjadi dirinya sendiri, kata Dr Nielsen, dan membuat pernyataan-pernyataan seperti : "Jangan mengubah diri Anda sendiri seperti bunglon untuk mencoba sesuai selera pria Anda," dan " sembunyikan setiap kekurangan, Anda hanya menjadi diri sendiri". Akhirnya, ayah harus secara langsung berbicara dengan anak perempuan mereka . "Anda harus mengajarinya berkomunikasi tegas dengan Anda karena hal itu akan memberi cara belajar untuk berkomunikasi dengan semua pria dalam hidupnya," tambah Dr Nielsen. Perlakukan juga orang-orang yang bekerja pada anda di rumah, seperti pembantu rumah tangga, sopir atau lainnya, dengan respek, meskipun Anda seorang majikan, sehingga anak-anak juga belajar untuk selalu menghargai orang lain, terutama yang lebih tua.

3.      Upaya untuk sukses
Salah satu tantangan terbesar dalam hidup dapat mencari tahu apa yang Anda inginkan dan kemudian memiliki keberanian untuk melakukan setelah itu. Seorang ayah bisa membantu putrinya dengan memberi dia alat untuk melakukan hal itu. "Pertama Anda harus membantunya mencari tahu apa mimpi-mimpinya, maka Anda harus memberikan landasan untuk mencapai setelah mereka memimpikannya," kata Bernard Percy, mantan seorang pendidik sekolah umum di New York City dan Los Angeles dan penulis Moments of Astonishment—On Becoming a Better Dad. Dan itu memberi kesempatan untuk berhasil sehingga dia memiliki keyakinan bahwa dia bisa melakukannya. "Sangat penting untuk menemukan dan menciptakan tantangan yang tepat untuk anak Anda. Ketika mereka mengatasi tantangan yang tepat untuk diri mereka sendiri, mereka akan membuat peningkatan kemampuan secara kreatif dalam memecahkan masalah. Individu berkembang dengan adanya lingkungan yang menantang." Misalnya, jika anak remaja Anda telah menetapkan tujuan untuk memiliki kendaraan pribadi, membantunya mencapai tujuan ini agar dirinya sendiri mampu menabung atau mencari kerja paruh waktu agar dapat mencapai tujuan itu. Anda boleh menetapkan tujuan yang tinggi untuk anak-anak Anda tetapi dapat dicapai, sehingga mereka merasa hasil dari kerja keras dan kepercayaan diri yang berasal dari keberhasilan mereka sendiri.

4.      Jadilah mandiri
Meskipun sulit bagi orangtua untuk tidak menjemput anak-anak mereka setiap kali mereka jatuh, kadang-kadang seorang ayah berlaku merugikan putrinya dengan menyerah dari masalah terutama ketika berhubungan dengan uang. "Anda harus mengajari putri Anda mandiri secara finansial. Dia tidak membutuhkan uang seorang pria untuk apa pun. Dia tidak perlu meningkatkan statusnya, dan dia tidak perlu memilih pria dengan uang yang banyak daripada pria paling peduli, "kata Dr Nielsen. "Jadi berhenti bertingkah seperti mesin ATM nya. Anda tidak membantunya, anda menyakitinya."


Baca Selengkapnya ....

Cara Mengajak Sholat Orang yang Lebih Tua

Posted by Ra An Naja 3 Desember 2011 0 comments
Tidak sedikit didapati kaum muslimin melakukannya tanpa berbekal ilmu sehingga justru mendatangkan kemadhorotan. Terkadang didapati seseorang telah sedemikian semangat dalam berdakwah kepada masyarakat tetapi dia lupa kepada keluarga dekatnya yang lebih tua atau bahkan kepada kedua orang tuanya. 

Beberapa hal yang mungkin bisa membantu :


1.      Dalam mengubah kemungkaran yang dilakukan oleh orang yang lebih tua hendaklah sang anak muda mempergunakan cara-cara yang lemah lembut, mendo’akan orang yang lebih tua serta menjelaskan bahaya maksiat terhadapnya, sehingga orang yang lebih tua yakin bahwa sang anak muda tidak memiliki maksud lain di dalam dakwahnya kecuali demi kebaikan.

2.      Kita tidak boleh mempergunakan cara-cara kekerasan walaupun dengan tangan sekalipun atau dengan kekuasaan kita,karena justru akan semakin memancing timbulnya pertentangan dan penolakan.

3.      Sikap keras tidak ditempuh kecuali dengan batasan-batasan yang sangat ketat.jadi boleh keras dalam hal bersikap mengajak orang yang lebih tua tapi tentunya dengan batasan-batasan yang ada.

4.      Ajaklah saudara anda untuk mengevaluasi kembali perbuatannya yaitu mengapa dia tidak sholat dan kita juga harus tidak mengklaim diri anda adalah sebagai orang yang paling pintar.

5.      Ingatkanlah akan murka Allah bahwa bila berpaling dari Allah adalah sama dengan mengikuti ajakan setan

6.      Ingatkanlah bahwa setiap manusia adalah tidak sempurna jadi kalau mengalami suatu kegagalan dalam berusaha atau menjalani hidup tetap pasrah dan sabar menghadapinya.


Baca Selengkapnya ....
Redesigned by Info Terbaru Original by Bamz | Copyright of an naja banyuasin. Untuk SEO lebih lanjut kunjungi Trik SEO terbaru.